Perubahan Sosial secara umum dapat diartikan sebagai
suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam
masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat. Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada
di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa
yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan
tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan
dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita
bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya
merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap
masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal
ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang
lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak
menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya
perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di
samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan
perubahan yang berlangsung dengan cepat. perubahan juga bisa terjadi pada suatu gerakan sosial seperti perubahan pada gerakan GNOTA ( gerakan nasional orang tua asuh ).
Gerakan sosial itu sendiri lahir dari
situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap
sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai
reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan
kebijakan karena dinilai tidak adil. Biasanya gerakan sosial seperti itu
mengambil bentuk dalam aksi protes atau unjuk rasa di tempat kejadian atau di
depan gedung dewan perwakilan rakyat atau gedung pemerintah. Setelah Mei 1998,
gerakan sosial semakin marak dan ketidakadilan atau ketidakpuasan yang muncul
jauh sebelum 1998 dibongkar untuk dicari penyelesaiannya. Situasi itu
menunjukkan bahwa dimana sistem politik semakin terbuka dan demokratis maka
peluang lahirnya gerakan sosial sangat terbuka.
Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang
kemudian menjamur memberikan indikasi bahwa memang dalam suasana demokratis
maka masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau
struktur yang cacat. Dari kasus itu dapat kita ambil semacam kesimpulan
sementara bahwa gerakan sosial merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan
atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi,
kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan
pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan
itu bertentangan dengan kehendak sebagian rakyat.Karena gerakan sosial itu
lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun di tubuh pemerintah menjadi
sorotannya. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi maka gerakan sosial yang sifatnya
menuntut perubahan insitusi, pejabat atau kebijakan akan berakhir dengan
terpenuhinya permintaan gerakan sosial. Sebaliknya jika gerakan sosial itu
bernafaskan ideologi, maka tak terbatas pada perubahan institusional tapi lebih
jauh dari itu yakni perubahan yang mendasar berupa perbaikan dalam pemikiran
dan kebijakan dasar pemerintah.
Salah satu gerakan sosial yang ada diindonesia ini adalah GNOTA ( Gerakan Nasional Orang Tua Asuh ). Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (di
kemudian hari populer di-sebut GNOTA) dicanangkan oleh Presiden Republik
Indonesia di Pucanggading, Demak, pada tanggal 29 Mei 1996, bersamaan
dengan peresmian Televisi Republik Indonesia Stasiun Jawa Tengah. Pada
saat yang bersamaan, diresmikan pula rumah susun Banjardowo dan Panti
Wredha Pucanggading.
GNOTA lahir dalam rangka mendukung
pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (Wajar Dikdas
9 Tahun). Program ini dipayungi oleh Instruksi Presiden RI Nomor 1
Tahun 1994 (selanjutnya disingkat Inpres 1/1994) tentang Wajib Belajar
Pendidikan Dasar. Kata “9 tahun” yang ditambahkan di belakang kalimat
Wajar Dikdas dimaksudkan untuk menegaskan perbedaannya dengan Program
Wajar Dikdas yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 2 Mei 1984.
Wajar Dikdas yang dicanangkan tanggal 2 Mei 1984 adalah Wajar Dikdas 6
Tahun (setara dengan lulusan sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah).
Berdasarkan Inpres 1/1994, anak-anak usia 7-15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar di satuan-satuan pendi-dikan milik Pemerintah atau
Masyarakat/Swasta sampai yang bersang-kutan menamatkan pendidikan
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah plus sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah.
Fakta di masyarakat ternyata,
tidak semua orang tua yang me-mimiliki anak usia 7-15 tahun mampu
menyekolahkan anaknya setara dengan pendidikan dasar 9 tahun tersebut.
Statistik waktu itu melansir angka sekitar 6 juta anak. Pada sisi lain,
dana Pemerintah ketika itu sangat terbatas, pada hal Wajar Dikdas 9
Tahun dipandang sangat urgen. Salah satu faktor yang dijadikan
pertimbangan kemendesakan Wajar Dikdas 9 Tahun adalah globalisasi yang
menuntut tersedianya sumber daya manusia Indonesia (utamanya generasi
mudanya) yang lebih berkualitas. Program Wajar Dikdas 9 Tahun dipercaya
sebagai salah satu solusi utama untuk memacu kualitas bangsa dalam
percaturan dunia.
Lahirlah kemudian ide yang dikemas
dengan nama Gerakan Na-sional Orang Tua Asuh. Prinsipnya, ide ini ingin
menggerakkan partisipasi masyarakat (utamanya “dana”) guna mensubsidi
anak-anak dari keluarga kurang mampu, agar anak-anak mereka mampu
mena-matkan/lulus pendidikan dasar 9 tahun.
GNOTA sebagai gerakan sosial. Tapi ada baiknya kita melihat profil
dan sejarah dari GNOTA. GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) adalah
gerakan sosial masyarakat yang dibentuk melalui instruksi Presiden pada
29 Mei 1996 di Semarang. Organisasi sosial atau gerakan sosial ini
bersifat nirlaba, independen dan transparan. Gerakan sosial ini
didasarkan pada ketidakmampuan anak yang tidak mampu melanjutkan
pendidikan dasarnya untuk kemudiannya diberi bantuan yang ditujukan
untuk melanjutkan wajib pendidikan dasar selama 9 tahun. Memang pada
dasarnya sebelumnya ada fakta yang menuliskan bahwa seharusnya negara
menjamin untuk menyediakan pendidikan dasar tapi pada kenyataan terjadi
ketidakmampuan dalam penyediaan pendidikan dasar selama 9 tahun.Secara singkat GNOTA memberi bantuan seperti alat tulis, buku
tulis, buku pelajaran, biaya pendidikan, seragam, dan sebagainya.
GNOTA pada awal terbentuknya tidak serta merta
mencamtumkan untuk membantu wajib pendidikan selama 9 tahun. Pada
awalnya instruksi Presiden hanya mengarahkan GNOTA untuk membantu wajib
pendidikan selama 6 tahun pada 1996. Pada tahun berikutnya ditingkatkan
menjadi wajib pendidikan dasar selama 9 tahun. Gerakan ini bertujuan
untuk melakukan pemerataan dalam pendidikan dasar selam 9 tahun di
seluruh penjuru Indonesia. Munculnya GNOTA ini sangat membantu dalam
meningkatkan motivasi untuk siswa semangat belajar. Karena hal – hal
yang sebulumnya menjadi penghambat sudah diakomodir oleh GNOTA. Pada 10
November 1999 terjadi peningkatan status GNOTA yang semula hanya Lembaga
kemudian menjadi Yayasan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
melakukan penyesuaian anggaran dasar dalam GNOTA agar sesuai dengan UU
no.16 tahun 2001 tentang Yayasan.
Dalam pergerakannya GNOTA memiliki dua fokus pergerakan
yaitu Pendidikan serta Kemanusiaan. Dalam kedua bidang ini, kami ingin
meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab sosial untuk mendukung
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Indonesia. Memang fokus utama
dalam GNOTA adalah daerah terpencil di Indonesia dengan tujuan supaya
pendidikan dasar 9 tahun dapat tercapai. Yayasan GNOTA ini juga memberi
orang tua asuh dengan tujuan menjamin fokus belajar anak agar mencapai
pendidikan wajib selama 9 tahun. Yayasan GNOTA merupakan organisasi
sosial yang profesional, bertanggungjawab serta memiliki reputasi sangat
baik dengan jaringan serta hubungan kerja yang luas, mulai dari
pemerintah pusat hingga desa-desa di seluruh Indonesia.
Sekarang saya akan membahas program – program apa saja
yang ditawarkan oleh GNOTA. Berikut daftar program beserta
penjelasannya:
1. Satu demi Satu Seandainya setiap orang mau membantu satu anak saja, maka tidak akan
ada lagi ada anak Indonesia yang berhenti sekolah karena masalah
ekonomi. Hanya dengan mendonasikan Rp198.000/tahun untuk anak-anak
Sekolah Dasar dan Rp258.000/tahun untuk anak-anak Sekolah Menengah
Pertama, kita dapat bersama-sama memberikan seorang anak harapan yang
lebih baik akan masa depannya. Orang tua asuh dapat memilih paket
program bantuan 3 tahun (Sekolah Dasar), 6 tahun (Sekolah Dasar) atau 3
tahun (Sekolah Menengah Pertama).
2. Gallery of Hope
Merupakan inisiatif dari pendukung GN-OTA dimana The Gallery of Hope
memajang serta memamerkan sejumlah kerajinan, tenunan, batik cantik,
serta hasil karya di berbagai daerah di Indonesia . Seluruh keuntungan
dari penjualan diberikan kepada GN-OTA. Bekerja sama dengan pengusaha
kecil lokal, sehingga dapat sekaligus meningkatkan pendapatan mereka
agar mereka dapat membiayai anak-anaknya untuk terus bersekolah.
3. Sound of Hope
Bekerja sama dengan Saung Angklung Mang Udjo, kami menyediakan
angklung untuk mengajarkan musik kepada anak-anak. Untuk menciptakan
musik yang indah, solidaritas, disiplin dan kerja sama yang baik dengan
orang lain adalah pelajaran yang sangat berharga untuk anak. Hanya
dengan biaya Rp13.000.000,-, paket donasi ini termasuk 80 buah angklung,
5 hari pelatihan yang intens untuk 2 orang guru musik, termasuk makanan
dan penginapan, lembaran partitur, transportasi serta penyerahan
angklung kepada sekolah.
4. Travel of Hope
Kami mengajak masyarakat untuk ikut berjalan dan berwisata bersama
kami ke sekolah-sekolah yang menerima donasi agar dapat merasakan dan
mengalami langsung, pengalaman philantropis dan sekaligus menikmati
pemandangan Indonesia yang indah serta mencicipi berbagai makanan khas
lokal.
5. Pundi of Hope
Kami berusaha menyebarkan semangat berbagi kepada anak-anak dengan
mengajak anak-anak dari keluarga mampu untuk membeli pundi celengan
untuk anak-anak asuh. Anak dari keluarga mampu akan belajar menabung dan
menyisihkan uangnya untuk dimasukkan ke dalam pundi celengan. Saat
pundi celengan sudah penuh, mereka akan mendonasikan kepada anak asuh,
supaya tetap dapat bersekolah. Program ini merupakan proses pembelajaran
untuk saling membantu agar seluruh anak-anak Indonesia dapat
bersekolah.
6. Friend of Hope
Atau lebih sering kita sebut Sahabat GN-OTA, merupakan
relawan-relawan dari berbagai latar belakang profesional yang bergabung
untuk membantu dan mendukung program yayasan dengan keahlian mereka.
7. Alms of Hope
Para donatur dapat mendistribusikan zakat, dana atau sumbangan sesuai
keyakinan agamanya melalui kami. GN-OTA akan menerima sumbangan dengan
jumlah berapapun dan menggabungkannya dengan sumbangan dari donatur lain
untuk kemudian digunakan sebagai bantuan pendidikan bagi anak asuh.
8. CSR for Education
Bekerja sama dengan perusahaan untuk menjalankan program-program
Corporate Sosial Responsibility, khususnya di bidang pendidikan.
Perusahaan dapat berdonasi melalui GN-OTA untuk membantu meberikan
bantuan pendidikan kepada anak-anak asuh. Di area produksi perusahaan
atau wilayah lain yang memerlukan bantuan.
Dengan adanya GNOTA diharapkan dapar merangkul anak –
anak Indonesia. GNOTA mengajk dan merangkul organisasi lokal dan
nasional untuk melobi badan legislatif demi suatu visi untuk mengajak
lebih memperhatikan pendidikan anak Indonesia secara serius. Dengan
bantuan dan program kerja bentukan GNOTA harapan besar tercurah dari
orang tua asuh untuk dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
anak – anak Indonesia
Ini kegiatan GNOTA yang melibatkan artis ternama Indonesia :
GNOTA kini juga ada yang menyalurkan bantuan lewat media sosial. GNOTA
(Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) Goes Online adalah suatu program yang
dibuat dalam bentuk situs web resmi untuk memudahkan siapa saja menjadi
orang tua asuh secara online.
GNOTA
Goes Online tidak menggantikan situs resmi GNOTA yang sudah ada, tetapi
keberadaannya justru semakin melengkapi dan membuat situs web resmi
GNOTA menjadi lebih atraktif dan efektif. Atraktif karena program ini
dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif antara orang tua asuh
dengan lembaga GNOTA sendiri, dalam mengetahui perkembangan anak asuh.
Program ini juga efektif karena membantu mereka yang ingin menjadi orang
tua asuh namun sibuk, agar dapat tetap berperan menjadi orang tua asuh
hanya dengan membuka situs ini.
Seperti dijabarkan dalam pengertian di atas dan disebutkan pula dalam tag linenya,
program ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin menjadi orang
tua asuh. Para orang tua dan profesional, dapat menggunakan secara
maksimal situs ini untuk mengetahui perkembangan anak yang diasuhnya itu
tanpa perlu khawatir akan kesibukannya sehingga merasa tidak sempat
berperan aktif menjadi orang tua asuh.
Situs
web ini menyediakan fasilitas komunikasi yang lengkap dan mudah untuk
dijalani, mulai dari pertama bergabung menjadi orang tua asuh, memilih
profil anak yang akan diasuh, melakukan pembayaran sebagai dana
pendidikan dan pengasuhan, sampai mengikuti perkembangan anak asuhnya
tersebut.Semuanya ini dibuat semata-mata untuk memudahkan siapa saja
yang tergerak hatinya untuk mengasuh anan-anak yang layak dibantu.
Manfaat GNOTA Goes Online
Seiring
dengan pembutannya yang lebih atraktif dan bersifat melengkapi situs
web yang lama, GNOTA Goes Online juga dapat memberikan banyak manfaat
pada saat proses implementasinya, antara lain:
1.Orang
tua asuh dapat mengetahui perkembangan anak yang diasuhnya secara
terperinci tanpa harus bertatap muka dengan anak asuhnya tersebut,
apabila orang tua asuh berada dalam kondisi sibuk.
Secara
terperinci perkembangan anak akan disampaikan lewat informasi mengenai
perkembangan pendidikannya, prestasi belajarnya, serta proses belajar
yang sedang diembannya. Tentu saja orang tua asuh yang ingin mengunjungi
anak asuhnya juga dapat diatur pertemuannya dengan bantuan pihak GNOTA.
2.Memudahkan penyaluran dana secara lebih terkredibel.
Proses
pembayaran dana pendidikan dan pengasuhan dapat lebih terpercaya karena
situs ini resmi diakui oleh pihak GNOTA serta perkembangannya selalu
diperhatikan. Para calon orang tua asuh dapat lebih mantap akan
penyaluran dana yang dilakukannya, ke lembaga yang memang merupakantangan yang tepat.
3.Adanya transparansi atau keterbukaan dalam penggunaan dana, baik dana pendidikan maupun pengasuhan.
Data-data
dalam situs web ini selalu diperbaharui dan ditampilkan dalam bentuk
yang aman untuk dijadikan informasi bagi pihak-pihak yang berkaitan.
Misalnya saja, orang tua asuh A dapat mengakses informasi mengenai
pemakaian dana untuk anak asuhnya, dijabarkan pendistribusian dananya.
4.Sebagai sarana komunikasi yang efisien antara orang tua asuh dengan GNOTA.
Komunikasi
dapat lebih terjalin lewat informasi yang disajikan. Efisiensi tercipta
ketika orang tua asuh tidak perlu bertatap muka untuk dapat mengetahui
perkembangan anak yang diasuhnya serta informasi dari pihak GNOTA.
5.Mempererat hubungan antara orang tua asuh, anak asuh, dan GNOTA.
GNOTA
Goes Online membuka kesempatan bagi orang tu asuh serta GNOTA untuk
mengetahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai program orang tua asuh,
sehingga mampu mempererat hubungan orang tua asuh dengan anak asuhnya
serta GNOTA, sebagai lembaga yang menaunginya.
jika dikaitkan dengan beberapa teori gerakan sosial ini disebut adalah
tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat
yang disertai program. Secara teoritis Gerakan Sosial merupakan sebuah gerakan
yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan
dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan
perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan
konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak
sebagian rakyat. Karena gerakan sosial lahir dari masyarakat maka kekurangan
apapun ditubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur defenisi tentang
gerakan sosial, adapula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan
yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan
sosial itu muncul dari masyarakat tapi bisa juga hasil rekayasa para pejabat
pemerintah atau penguasa.
Jurgen Habermas, sebagaimana dikutip oleh Pasuk Phongpaichit
(2004) menyatakan bahwa Gerakan Sosial hubungan defensive individu- individu
untuk melindungi ruang publik dan private mereka dengan melawan serbuan dari
sistem negara dan pasar.
Anthony Giddens menyatakan Gerakan Sosial sebagai upaya
kolektif untuk mengejar kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan
bersama atau gerakan bersama melalui tindakan kolektif (action collective)
diluar ruang lingkup lembaga-lembaga yang mapan. Sedangkan Mansoer Fakih
menyatakan bahwa Gerakan Sosial dapat diartikan sebagai kelompok yang
terorganisir secara tidak ketat dalam rangka tujuan sosial terutama dalam usaha
merubah struktur maupun nilai sosial. Sejalan dengan pengertian Gerakan Sosial
di atas, Herbert Blumer merumuskan Gerakan Sosial sebagai sejumlah besar orang
yang bertindak bersama atas nama sejumlah tujuan atau gagasan. Robert Misel
dalam bukunya yang berjudul Teori Pergerakan Sosial mendefenisikan Gerakan
Sosial sebagai seperangkat keyakinan dan tindakan yang tak terlembaga yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk memajukan atau menghalangi perubahan
dalam masyarakat.
Tetapi, David Meyer dan Sidney Tarrow, dalam karya mereka
Social Movement Society (1998). Memasukkan semua ciri yang sudah disebutkan di
atas dan mengajukan sebuah definisi yang lebih inklusif tentang Gerakan sosial,
yakni: Tantangan-tantangan bersama, yang didasarkan atas tujuan dan solidaritas
bersama, dalam interaksi yang berkelanjutan dengan kelompok elite, saingan atau
musuh, dan pemegang otoritas.